Dulu aku pernah dilamar dengan lagu "All I Want Is You" -nya U2, namun kami tak sampai berakhir di pelaminan.
Dulu aku pernah berpikir, bahwa aku tak akan mungkin bisa hidup tanpa laki-laki yang telah bersamaku sekian lama. Namun setelah dua tahun lamanya, ternyata aku bisa baik-baik saja.
Kesepian datang dan pergi tanpa permisi. Kadang menyergap di tengah keramaian, tak ayal sering mampir saat benar-benar sendirian.
Sepi dan kesepian memiliki batas yang tipis layaknya Sagami. Percayalah, ia akan membuatmu menggelinjang penuh peluh dan lenguh. Seringkali, tak kau sadari ia ada seperlunya saja.
Sepi dan kesepian laksana burung Kokokan yang bersahutan sama lain, dan sesuka hati membuang hajat ke siapapun yang tengah lewat.
Bukan, ini bukan perjalanan singkat sembari membuka-buka kenangan lama lantas bernostalgia dengannya. Ini sekadar melepaskan penat saat tengah malam buta, dan aku kehabisan ide untuk melakukan sesuatu.
Dulu, aku pernah mencintai dan dicintai dengan membabi buta. Dipeluk erat sampai hampir tak bisa menghela nafas lega. Segala macam kegilaan tentang cinta yang memabukkan sekaligus masokis dalam satu waktu. Siapapun yang terjerat di dalamnya, akan kesulitan keluar dari situ.
Hari berganti, berjalan begitu cepat, sampai saat aku melihat pantulan bayanganku di cermin, pandanganku tertuju ke satu tempat yang tak mungkin bisa ditutupi atau dikamuflase dengan apapun. Kulit leherku yang menua, memperlihatkan garis samar namun tetap terlihat jelas.
Dulu, aku takut sekali jatuh miskin atau menua atau tak sanggup lagi berdiri lama-lama di konser musik idaman. Namun, sampai hari ini, aku bisa baik-baik saja dan berusaha berdamai dengan realita.
Tak ada siapapun yang dapat melawan waktu. Yang sepanjang usia dua puluhan ku habiskan dengan bekerja keras dan mabuk-mabukkan. Bahkan entah sudah berapa kali hampir mati karena keduanya. Percayalah, penyesalanku terlampau banyak, tapi ya sudah. Yang terjadi sudah terjadi.
Sepi dan kesepian layaknya teman dekat, dari waktu ke waktu menyelamatkanku. Suka atau tidak suka, mereka berdua laksana amplop dan perangko. Tak mungkin pergi dari salah satunya, satu paket lengkap.
Dulu dan sekarang, baiknya dijadikan pertimbangan, bukan perbandingan. Karena membanding-bandingkan itu melelahkan, dan suka berbisik : "Kapokmu kapan?"
It is what it is.
No excuses, full stop.
No excuses, full stop.
Ubud, 26th January 2021
"All I Want Is You" - U2
"All I Want Is You" - U2