Simalakama


Kesalahpahaman yang tidak diungkapkan membuahkan asumsi. Diungkapkan (sering kali) membuahkan kekecewaan.

Bukan realita namanya bila tak terasa getir sama sekali. Atau bahkan pahit. Walau membahagiakan dan melegakan, namun getir meninggalkan setitik rasa yang tak akan pernah habis dikecap. Tersimpan rapih di pojokan tumpukan rasa, yang bila tercecap kembali membangkitkan memori. Seperti apapun itu.

Ada buah simalakama yang dirawat dan tumbuh beriringan dengan waktu. Menunggu disodorkan sampai si empunya kebingungan, mana yang harus dihabiskan terlebih dahulu. Ini dan itu memiliki risiko dan konsekuensinya masing-masing.

Lantas, ketika pagi menjelang, pertanyaan pertama yang menyeruak keluar adalah : haruskah kita mengulang putaran yang sama?

Galaktika, August 15th 2016
"You Get What You Give" - New Radicals

Comments

Popular Posts