Confusion
Aku dapat membaca kebingungan di raut wajahmu serta menciutnya nyalimu, 3 malam lalu ketika kita bertemu. Kamu berusaha menutupinya dengan banyak bercerita, sambil sesekali melirikku dari ujung matamu. Aku tidak mengendus sedikitpun niat buruk darimu ketika kita menghabiskan beberapa jam bersama malam itu. Namun aku dapat merasakan kerinduan yang teramat sangat saat kau merengkuhku ke dalam pelukan tubuhmu yang penuh peluh itu, bukan kerinduan akan aku, melainkan kerinduan akan sentuhan yang tulus, ciuman yang panas serta nafas memburu yang tak keruan.
Mungkin saat ini kamu masih dalam perjalanan pulang menuju "rumah" yang sekian tahun lamanya berusaha kau bangun dan pertahankan mati-matian bersamanya. Lantas John Mayer dengan getirnya melantunkan "Dreaming With A Broken Heart" yang sekonyong-konyong mengingatkanku akan dirimu, akan diriku bertahun-tahun silam, ketika berada di posisi yang sama sepertimu saat ini. Gamang, resah berkepanjangan, entah ingin memutuskan apa, kebingungan.
"Should I drag you out of there?"
"I'll manage."
"You'll manage?"
"I'm not sure"
Aku tidak sekedar ingin membantumu melewati proses yang pastilah tidak akan pernah mudah untuk siapapun itu, melainkan aku ingin membantumu untuk menemukan dirimu kembali, meraih kepercayaan dirimu lagi, karena aku hafal mati bagaimana rasanya ketika harus melakukan semua itu seorang diri. Slowly, you'll losing your grip and always end up with more confusion.
Karena bukanlah cinta, bila pada akhirnya hanya mampu saling menyiksa satu sama lain.
Comments
Post a Comment