#4
Lalu tersebutlah satu nama, yang lamat–lamat dalam setiap helaan nafas dan desiran pembuluh darah, tak ingin ku dengar, tak ingin ku petakan dengan jelasnya di dalam kepalaku. Darah menggelegak, nafas memburu tak keruan, nyeri terasa di hati dan getir ku cecap setiap kali menelan ludah dengan susah payah.
Sebegitu mudahnya aku kembali menyayangi seseorang dan sebegitu cepatnya kah benih kekecewaan harus dituai di masa–masa yang masih mampu membuatku tersenyum sepanjang waktu? Semesta nampaknya sedang memperolokku, karena aku telah memutuskan untuk membuka hati dan diri sedikit demi sedikit untuk orang yang sama sekali baru ini.
Perkara tentang “No Strings Attached” ini semakin lama semakin menyulitkan. Semakin lama semakin tak ingin ku buat tak ada hati dan tak ada ikatan. Karena, semakin banyak penyangkalan, bayang–bayang penyesalan akan semakin jelas dan menjelma menjadi tuntutan di masa depan.
If I take off my poker face, would you cut off all your bullshit? I promise I won’t bite you a bit. But let me tell you one thing, I can’t wait to eat you alive.
Comments
Post a Comment