Signifikan
September 06, 2013
Memasuki minggu keempat, tiba-tiba semua hal terlihat begitu signifikan. Apa-apa saja yang sempat terlewat, siapa-siapa saja yang lupa disapa, dan tempat mana saja yang luput untuk dikunjungi. Bahkan saya kembali mengingat bagaimana caranya "mengatur" nafas dengan baik dan benar. Berlebihan? Enggak. Jelas ini yang saya rasakan detik ini.
Beberapa rekan kerja dikantor yang dekat dengan saya mengatakan : "Mungkin memang kita perlu suffering dulu untuk bisa kembali ingat kemana kita harus mengadu dan benar-benar kembali pulang." Saya mengamini ini. Bagaimana tidak, saya menemukan kembali "jalan" yang pernah saya lewati dan acuhkan dulu, dengan lagak yang pongah dan sikap yang sombong. Tidak ada hal lain lagi yang mampu membuat saya bersimpuh di sela - sela kesibukan duniawi saya saat ini, selain Tuhan.
Tidak ada lagi tangis dalam diam yang jahanam, tidak ada lagi caci-maki yang menyakitkan hati, tidak ada lagi pemaksaan kehendak karena ego dan "AKU" yang selalu ingin dituruti. Berpasrah menjadi kunci saya menjalani hari-hari seperti biasanya. Sungguhlah ini menjadi satu hal yang sangat signifikan mengubah saya. Bahwa karma itu memang nyata hadirnya, signifikan rasanya yang ketika dikecap begitu getir sekaligus indah, setidaknya masih ada hal-hal magis yang mengingatkan saya, bahwa saya masih manusia biasa. Seperti kemarin atau hari ini. Detik ini.
Tuhan merangkul saya di saat pertama kali saya meruntuhkan semua barrier yang selama ini saya tancapkan kuat-kuat, hadir begitu dekat, dengan rasa yang kadang dingin kadang hangat. Menopang langkah saya yang tertatih dan terseret-seret ego dan gengsi, mengangkat wajah saya dan melalui Axl Rose ia mengijinkannya berbisik kepada saya : "Nevermind the darkness, we still can find a way"
Silakan menghakimi. Tuhan mengirimkan ayat-ayat yang kebanyakan dibaca umat lainnya melalui Al-Qur'an atau kitab-kitab yang lainnya, namun saya menemukannya melalui Guns N Roses dan bahkan Metallica. God works in mysterious ways. Saya menemukan-NYA selalu hadir dimanapun saya berada, bagaimanapun posisi saya, apapun musik yang saya dengarkan. Tidak menampik, bahwa kedua mega - band tersebut saya anggap sebagai utusan Tuhan langsung yang diberikan untuk saya.
"Everybody need some time, on their own.." Terima kasih telah memberikan saya waktu untuk berpikir, mencermati dan memperbaiki diri, karena ternyata memang itu yang paling saya butuhkan saat itu dan juga detik ini.
The taste of guilt is much bitter than any kind of bitter thing in this whole world.
0 comments