Bergelut Dengan Kalut

Manusia mana yang sanggup menghitung segala kesalahan dan dosanya?
Manusia mana yang sanggup menilai seberapa banyak kebaikan dan pahala yang sudah dihasilkannya?
Semua orang bicara bahwasanya aku manusia biasa yang akan selalu sanggup menghadapi segala macam cobaan dan ujian.
Semua orang dengan penilaian dan penghakimannya masing - masing
Dan mengapa aku begitu peduli dengan semua itu?
Aku berusaha mengikuti arus yang ada
Aku berusaha memahami setiap medan yang ku singgahi
Namun lagi - lagi aku membuat kesalahan
Ada yang bilang bahwa aku sebegitu bodohnya karena dapat jatuh ke lubang yang sama beberapa kali.
Ada yang bilang aku tak belajar dari pengalaman
Ada yang bilang aku terlalu serius menghadapi hidup
Hidup yang hanya sebatas panggung sandiwara..

Ayah dan Ibu selalu bilang, sesulit apapun hidup yang ada harus selalu dihadapi.
Hutang janji, hutang materi, tabiat dan sifat yang buruk, sikap yang memuakkan, pelecehan mental dan fisik, semua harus dihadapi..
Mereka tidak mengajarkanku untuk menjadi pecundang
Namun aku merasa gagal dan telah menjadi pecundang
Banyak orang yang telah ku kecewakan, termasuk orang tua dan sahabat.

Baru tersadar, kali ini tak sanggup lagi aku memainkan perananku di panggung sandiwara bernama hidup ini, sebagai apapun itu.
Hukum sebab - akibat terpatri jelas di setiap langkah hidupku..
Terlalu banyak hutang yang tak mampu ku lunasi, terlalu banyak kecewa di setiap wajah yang ku temui..

Ketika aku tak lagi mampu menguatkan diriku sendiri, lalu Tuhan tak menjawab semua permintaan maaf dan permohonanku, apa lagi yang harus ku perjuangkan detik ini?
Aku sudah terlalu manja terhadap diriku sendiri
Terlalu menggampangkan segala permasalahan
Terlalu berusaha keras ingin membuktikan diri
Terlalu obsesif, terlalu mempersulit keadaan

Aku terlalu lelah untuk hidup dan terlalu takut untuk mati..
Terlalu bimbang ingin memutuskan yang mana..
Terlalu banyak pertanyaan..

Comments

Popular Posts