Kompetisi
Yang berdiri angkuh di antara kita itu namanya gengsi. Mungkin kamu belum sadar akan itu ya, sayang?
Sudah mulai mendung. Dan setiap kali itu terjadi, langit merefleksikan wajahmu disana. Lalu aku berdoa semoga petir menyambarnya.
Bahkan aku tak perlu menarikan tarian pemanggil hujan, untuk hanya sekedar teringat tentang pribadimu yang bangsat, namun ku cintai itu.
Dalam satu detik saja, hujatan serta doa mengalir ke satu muara. Dan itu kamu, sayang..
Hentikan segera kompetisi memuakkan ini, aku rindu dicumbu olehmu. Menjadi pecundang sekali ini saja demi kamu.
Jangan takut jika aku berhasil mengintip hatimu yang rapuh itu, yang selama ini kau tutupi dengan penuh congkak dan angkuh sepanjang waktu.
Karena pada akhirnya nanti, kita akan berdiri berhadapan saling merefleksikan diri kita masing – masing, dan menyerah pada satu cinta.
Comments
Post a Comment