Aku, Dia, Kamu dan Mereka

Refleksi yang terpampang malam ini, mengingatkan aku akan kamu, dia dan mereka yang terjebak di satu perputaran kehidupan yang monoton dan membosankan.

Dia yang memiliki suami/istri, sanak keluarga yang senantiasa menyenandungkan irama dan nada gembira, duka, lara dan cemooh setiap harinya.

Kamu yang memiliki kekasih/simpanan yang sepanjang waktu mencintaimu tanpa pamrih dan tanpa batasan, merangkul tubuhmu yang kelelahan penuh peluh sehabis bercinta.

Mereka yang menghabiskan detik demi detik perjalanan hidup mereka dengan penuh penyesalan sekaligus berpura - pura bertahan ditengah ombang - ambing satu hal bernama nasib.

Sementara aku yang keluar - masuk ke setiap jengkal hidupnya, kamu dan mereka. Bersikukuh memilih untuk tidak ambil bagian tetap di dalamnya.

Lalu pada akhirnya, ketika waktu mengetuk pintu kamarku malam ini, ia mengingatkan, aku, dia, kamu dan mereka yang tak lagi dapat memberikan ejawantah yang bermakna.

Aku, dia, kamu dan mereka sengaja menenggelamkan diri di kubangan dunia yang penuh dengan kesinisan, kecintaan yang tak lagi beraksara, serta sesatnya paradigma milik kita semua...

Aku, tak ingin berdiri dibalik bayang - bayang itu lagi, namun memang aku tak memiliki kuasa dan daya upaya untuk membiarkan dia, kamu dan mereka pergi dengan pamit yang seadanya.

Dentuman serta ketukan nada waktu semakin lama semakin menggema, mengisi setiap rongga kosong yang menganga...

Comments

Popular Posts