Saya Takut.. Dan Dia Tahu Itu..
“Setiap orang butuh rehat sejenak dari dunia “kegilaannya” akan satu hal dan berpaling ke dunianya yang normal, umum dan awam, agar ia selalu memiliki rambu di dalam hidup yang ia jalani.” Ucap seorang Andries Indrajaya, seorang kepala bagian di salah satu divisi yang ada di kantor saya. Kami tidak pernah berbicara sebegitu banyak sampai siang ini.
Berawal dari pembicaraan basa-basi mengenai fotografi sampai ternyata kami baru tahu, bahwa kami memiliki teman yang sama, yaitu Bang Ezra L Simanjuntak, walaupun saya tidak terlalu mengenal Bang Ezra, tapi setidaknya saya tahu seperti apa sepak terjang beliau di dunia musik dan scene underground yang sama-sama kami geluti.
Berselang dari situ, kami mulai terlibat obrolan yang cukup serius, serius buat saya disini berarti melibatkan riset pembuktian juga beberapa pengalaman hidup yang sama yang telah Pak Andries dan saya lalui. Kami berdua tidak melepaskan satu detikpun kontak mata dan gesture yang penuh gairah saat berbagi pengalaman ini.
Dimulai dari pengalaman soal pernikahan, saya berkali-kali bilang ke beliau, bahwasanya saya tidak menyukai topik ini, namun beliau mencoba menguatkan saya dengan argumennya yang terdengar sama sekali tidak mendebat, seperti sedang bicara dengan kawan sepermainan.
“Tidak akan ada Poliandri maupun Poligami, ketika kamu dan pasanganmu itu berkomunikasi dari hati ke hati, dan bersama-sama kembali menimbulkan hasrat kalian seperti pada saat kalian pertama kali bertemu dan saling jatuh cinta. Disini letak kesulitannya, kalau sekedar omong, jelas jauh lebih mudah dibandingkan prakteknya, justru itu tantangannya ga. Kamu itu seorang Risk Taker, bukan?”
Waktu ditanya begitu, saya kontan tertawa, namun bukan menertawai pertanyaan beliau, melainkan menertawai diri saya sendiri. Selama ini saya bersikap seolah-olah sebagai seorang Risk Taker, tapi nyatanya saya melempem ketika dihadapkan oleh tantangan yang bernama “KENYATAAN”. Ya..saya sering mendapati diri saya ketakutan jika akan dihadapi oleh kenyataan, bahkan lebih sering melarikan diri dan menghilang, pengecut sekali ya..
“Yang membentuk kamu seperti sekarang ini adalah, track kenangan yang mungkin kebanyakan tidak enak dan menyusahkan hati, tapi hidup itu memang berdasarkan pilihan-pilihan bukan? Lantas siapa yang membuatmu menjadi seperti sekarang ini?” tanya beliau lagi, kali ini saya menjawab ; “Saya sendiri pak, dan pilihan-pilihan yang saya buat.”
Pak Andries hanya tersenyum lalu berkata : “Jangan tinggalkan dunia normal yang sudah kamu jalani ini ga, bagaimanapun juga, kamu butuh dunia yang begini ini, untuk selalu memberikan kamu rambu dan peringatan, bahwasanya kamu punya tanggung jawab terhadap hidupmu, dan hidup keluargamu, nanti kalau kamu ingin menikah lagi.”
Ya.. setiap orang pasti membutuhkan alter ego mereka masing-masing, beruntungnya, saya diingatkan oleh beliau, orang yang selama ini kehadirannya tidak begitu jelas di perputaran hidup saya. Tuhan memang (jelas) bekerja dengan cara-NYA yang misterius dan suka timbul tiba-tiba ya :D tidak dapat di prediksi, saya suka itu, kadang-kadang sih :D hahahaha…
Beliau bilang jangan takut untuk kembali membuka hati menerima cinta dari orang lain yang tulus dan lebih besar dari sebelumnya, karena menurut beliau, justru itu lah yang membuat saya jadi takut untuk menghadapi si teman yang bernama Kenyataan. Well.. at least he’d tried to be honest with me..
Yuk ga, sudah waktunya untuk kembali berbenah diri :)
P.S : Obrolan ini terjadi pada hari senin 11 juli 2011 lalu, thanks Sir, i really appreciate it :)
Comments
Post a Comment