Antara Tattoo - Ibu Tercinta - Pamer Part 2

Ibu : "Kak..kamu kenapa tiba-tiba mau bikin tattoo sih?"

Saya : "Yah..kepengen aja bu..keren gituu.." jawabku nyengir

Ibu : "Bukan untuk sekedar pamer ke temen-temen kamu kalo ibu dan ayah bisa kasih semua yang kamu mau,kan? bukannya selama ini udah cukup ya kamu bebas ngelakuin semua yang kamu mau?"

Saya : *makin nyengir* "Itu juga salah satu alasan sih bu.."

Ibu : "Tuh kan..! Ibu udah feeling deh kamu bakalan kayak gitu, kamu lagi bikin ajang pembuktian buat diri kamu sendiri dan temen-temen kamu ya? ada taruhannya?"

Saya : "Yaelah..itu mah jaman SD-SMP deh bu.."

Ibu : "Nah..berarti sekarang kamu bersikap kayak anak SD-SMP dong kalo tetep ngotot minta ijin buat bikin tattoo?"

Saya : *diam seribu bahasa*

Ibu : "Kak..percaya deh sama ibu, tanpa tattoo ataupun piercing kamu tetep fun kok, tetep menarik, tetep bisa bikin cowok-cowok suka sama kamu.."

Saya : *hidung mulai kembang kempis karena ge-er*

Ibu : "Jangan melakukan sesuatu yang mubazir, atau malah ngerugiin diri kamu sendiri. Ibu masih bisa mengerti kalo beberapa tahun yang lalu kamu masih ada di ajang pembuktian diri, atau pencarian jati diri, tapi sekarang udah nggak pantes lagi kan? Jangan ngelakuin sesuatu cuma karena kamu merasa akan lebih 'diperhatikan' atau lebih di 'respect' sama orang-orang di sekeliling kamu..maksud ibu disini soal hal-hal yang mubazir itu yah, bukan hal yang malah banyak manfaatnya.."

Saya : "Temanku perempuan sudah banyak yang ber tattoo.." ujarku lirih

Ibu : "Itu kan mereka..kamu mau sama seperti mereka? kalo menurut ibu sih, malah nggak unik, nggak ada rasa penasarannya.." ibu melambaikan tangannya acuh "Apa bahasa gaulnya? nggak ikut trend masa kini.."

Saya : "Itu sih bukan bahasa gaul.." aku tertawa kecil

Ibu : "Abis bahasa anak jaman sekarang banyak banget sih, ibu yang orang jadul harus bisa cepat mengikuti dan ngerti supaya bisa nyambung ngobrol sama anak ibu, ya kayak kamu gini.. Jangan termakan arus trend yang aneh-aneh, kamu udah cukup deh kayak gitu.."

Saya : "I'm still young and want to try anything new..it's like a challenge for me.."

Ibu : "Ibu tau sayang..tau nggak, hal baru waktu muda yang pernah ibu coba adalah nonton konsernya Rolling Stones" Ibu tertawa lagi "Dan kamu tau, pada saat itu ibu sama sekali nggak pernah dengerin satupun lagu mereka. Tapi setelah itu, ibu nggak terlalu kecanduan dengerin musik mereka tuh, biasa aja.."

Saya : "Itu kan ibu..bukan aku..masing-masing orang beda kan.."

Ibu : "Iya itu betul, tapi ibu kan yang bikin keputusan untuk nggak kecanduan sama musik mereka? pada saat itu kan trend banget tuh kak, semua anak muda jadi wajib dengerin musik mereka, tapi ibu memilih untuk nggak terlalu 'mendalami' musik mereka, tapi tetap tau Rolling Stones itu siapa, musiknya kayak apa, nama vokalisnya siapa, setiap orang punya standar kecanduannya sendiri. Jadi ya standar ibu segitu aja.."

Saya : "Intinya?"

Ibu : "Kamu harus berani memilih, terutama yang baik buat diri kamu sendiri. Hati-hati dengan pilihan kamu, harus tau resiko dan konsekuensinya, pilihan kamu bakal bikin kamu kecanduan banget atau nggak? Ingat..hidup bersosialisasi dan berteman itu nggak gampang. Jangan mudah dipengaruhi, nah..sekarang kamu mau jadi Follower atau Trendsetter? Jadi Mannequin atau si Penata Mannequin?"

Saya : "Kalo aku lebih memilih untuk tetep bikin tattoo?"

Ibu : "Ya berarti menjadi follower..nggak ada bedanya, mungkin design tattoo nya yang beda, tapi tetap pribadi yang sama kan? yang follower..bukan trendsetter."

Ah..betapa aku sangat sakit hati dengan kata-kata ibu yang terakhir itu, namun ada benarnya. Tattoo bagian dari art dan fashion, tidak akan pernah berhenti berputar selama aku masih bersinggungan dengan 2 dunia itu. Jadi aku harus lebih menguatkan diri dan juga membuat pilihan yang buatku sangat sulit, tidak akan pernah membuat tattoo seumjur hidupku. Aku telah melepaskan semua piercing yang pernah bersarang di seluruh wajahku, walaupun masih meninggalkan bekas, tapi pada saat aku melepaskannya, aku meyakinkan diriku sendiri, bahwa aku akan baik-baik saja tanpa mereka. Aku bisa bebas memasukkan minuman apapun ke dalam mulutku tanpa khawatir akan menembus bocor keluar dari piercing ku :D

Ibu : "Gimana?masih mau bikin tattoo?" tanya ibu mengagetkanku

Saya : "Sekarang sih udah sedikit berubah pikiran.."

Ibu : "Bagus itu..tanpa itu semua kamu jauh lebih akan dihargai kak, percaya deh sama ibu.."
ibu mengusap pundakku lembut. Suaranya terdengar sangat yakin. Akupun tertular dengan cepatnya. Aku akan baik-baik saja tanpa piercing dan tattoo :)

------- SELESAI -------

Coretan ini terinspirasi dari salah seorang teman wanita saya bernama Tasya, kami terakhir kali bertemu pada saat Straight Out membuat pesta peluncuran album barunya di Hanggar Teras, Pancoran sekitar tahun 2007 atau 2008, jujur saya lupa :D namun bayangan punggung Tasya yang penuh dengan tattoo terus menghantui saya sampai saat ini :D saya masih terus mencoba menguatkan hati dan terus berkata kepada diri sendiri, bahwa SAYA AKAN BAIK-BAIK SAJA TANPA PIERCING DAN TATTOO.

Comments

Popular Posts