Bro Before Hoe
December 05, 2020Tentang Sakana Dan Perjuangannya
Sejak kecil, Sakana, sebagai anak laki-laki satu-satunya di keluarga kami, percayalah.. layaknya cerita di sinetron, opera sabun sampai dengan film (baik kelas satu maupun kelas dua), he was and still a golden child to our beloved mother. Namun bukan berarti, hidupnya baik-baik saja, HAHAHAHAHA.. Tumbuh besar dengan dua orang kakak perempuan yang nggak kalah batu dan kuatnya dibandingkan dengan Ibu, Sakana seringkali menemukan momen dimana dia meragukan kemampuan dan kapabilitasnya agar bisa memecahkan masalah. Baik itu urusan kuliah, pekerjaan, kadang ya sampai ke percintaan.
And this is common, nothing special about these. What's so special and extraordinary about Sakana is, his willingness to break the society's bad culture, overcome a complicated situation with a rare and unorthodox approach. That's his value.
Living Under The Shadow
Bukan cuma sekali atau tiga kali, ketika gue dan Sakana berada di occasion yang sama (professional maupun personal), banyak orang yang nggak percaya kalau kami adalah saudara sedarah, satu kandung. Kebanyakan dari mereka tidak dapat menemukan kesamaan kami berdua, terutama perkara fisik. Namun pada akhirnya, mereka percaya kami berdua saudara sedarah ketika mereka bekerja dengan kami berdua. Ada banyak hal yang nggak bisa mereka jelaskan secara spesifik tentang ini, tapi gue selalu menerima komentar yang sama : "Mental baja kalian sama. You guys are hard worker, runs in the family, I suppose."
Gue nggak pernah suka hidup di bawah bayang-bayang nama besar seseorang, atau nama besar anggota keluarga, atau persona orang lain, atau apapun itu namanya. Gue selalu ingin dikenal dengan nama dan persona gue sendiri. Mungkin apa yang gue lakukan selama ini belum cukup untuk bisa self-proclaim tentang hal-hal yang gue sebut sebelumnya, tapi paling tidak, gue selalu mempersiapkan segala hal untuk adik-adik gue, supaya nggak akan mengalami itu. Been there, done that, and it was hell. Should stop the cycle once and for good.
Bro Before Hoe
Well, not exactly a hoe, but shit storm, unstable mental state, complicated family issues, is a hoe for us. During this Pandemic only, Sakana dan gue jadi sering ribut mulut, argumentasi nggak jelas juntrungannya, bahkan sampai nggak ngomong satu sama lain selama lebih dari dua minggu. Thanks to Pandemic, we found ourselves to this new level of understanding, we learn a lot about each other more.
At the end of the day, we're a family, blood related, big sister and little brother. I could and would give my life on his hands. And I'm proud of him. I couldn't imagine my life without him, or my younger sister, and even my Mom, after we lost our Dad 2 years ago. Sure I'm a fuckin' hot headed, hard, and from time to time can be an asshole big sister to my siblings... but I always know, they would and could understand why I did what I gotta do for the sake's of our family.
Have you already say hi and spend time with your siblings today? If not, go ahead do it. When we still have time.
South Jakarta, 5th December 2020
"These Days" - Foo Fighters
0 comments