2019, Kamu Itu...
December 31, 2019
2019, kamu itu diawali dengan puluhan malam yang dipenuhi isak tangis tak berkesudahan, pagi dan sore penuh dengan sesi terapi, serta berbagai macam injeksi dan afirmasi.
Kamu itu dipenuhi dengan tumpukan resep obat dan biaya pendidikan yang stagnan namun masih menakutkan. Lebih dari sepuluh kali membuatku ingin bunuh diri.
Kamu itu disinggahi tiga sampai lima laki-laki. Ada yang menyembah Patriarki nan Misoginis, ada juga yang Chauvinis. Dan ada pula yang sempat menetap walau sekejap. Seperti si perancang salah satu gedung termegah di tengah kota, salah satunya.
Sampai akhirnya kamu mempertemukan aku dengan laki-laki yang anggukan kepalanya sangat pelan, dengan sepasang bola mata yang mengingatkanku akan Lautan. Kadang tenang, kadang riuh, sulit diterka dan seringkali menyesatkan. Dia dan anak perempuannya yang memiliki bola mata paling cemerlang, senyuman yang membuat hatiku senantiasa tenang, serta pelukan hangat yang selalu disisipi bisikan : "I love you, Tante Ega." dan bisikan itulah yang membuatku mampu bertahan. Makes me function, day by day.
2019, kamu itu tahun yang tak mudah, menghisap habis energi, membolak-balikkan hati, menampar logika dan hati sesering yang kamu mau tanpa memberikanku kesempatan untuk sekadar menghela nafas panjang sembari berisitirahat. Lalu dengan terpaksa aku membaca sebuah mantra yang berasal dari salah satu band pujaanku : "Shoot me again, I ain't dead yet." seraya bangkit dari segala hal yang tengah membebaniku dan menolak tunduk menyerah. Tidak hari ini, begitu kataku.
2019, sebentar lagi kita akan berpisah. Terima kasih atas semuanya, lesson learned. Walau nggak semuanya bisa langsung aku praktekkan, namun percayalah, setidaknya aku sedikit membaik dari tahun lalu. Perkara apakah aku sudah menjadi orang yang lebih baik atau tidak, biarkan orang-orang terdekat di sekelilingku yang menilainya. Self-proclaimed is so useless.
2019, kamu akan ku akhiri dengan menyerahkan segala ikhtiarku di tangan Tuhan, tanpa sedikitpun penyesalan, tanpa melewati hari untuk terus berupaya sesuai dengan kemampuanku, tanpa pernah menafikan kebesaran Tuhan, bahwa... apa yang memang sudah sepatutnya terjadi, biarkanlah terjadi. Aku nggak akan kehilangan kepercayaanku terhadap semua yang sedang dan akan diberikan oleh-Nya.
Siap tak siap, 2020 harus ku jelang, rangkul dan jadikan teman. Apapun yang terjadi nanti, setidaknya aku sudah memiliki berbagai rencana dan harapan. Apabila hanya sedikit yang dapat terwujud, aku sudah tahu bagaimana caranya memaafkan diriku sendiri.
Dadah 2019~
South Jakarta, end of December 2019
"Pray To God" - Calvin Harris feat. HAIM
0 comments