2018 Almost Over
December 31, 2018
Ibu mungkin tidak mengusap setiap air mataku yang jatuh selama 4 minggu terakhir. Namun Ibu memasak makanan kesukaanku setiap harinya, dan tak bosan mengingatkanku untuk keluar dari kamar untuk sekadar berjemur di bawah sinar matahari yang kadang ada dan menyengat.
Adik perempuanku mungkin tidak mampu meredam setiap teriakan yang ku keluarkan selama 4 minggu terakhir. Namun Ia bersedia memelukku erat-erat ketika aku tak lagi sanggup menutup pintu kamarku rapat-rapat. Dengan sabar Ia mendengarkan cerita yang sama, terus menerus, dan hanya rasa kantuk yang mampu menyelesaikan ocehanku.
Adik lelakiku mungkin tidak menyediakan bahunya untuk ku rebah barang sebentar. Namun Ia kerap mengingatkanku tentang kelakuan 2 ekor kucing milik kami di rumah, bagaimana kucing-kucing itu memarahi adikku ketika Ia terlalu larut pulang dari kampus, atau sekadar mengajaknya mengobrol.
Sahabat-sahabatku mungkin tak sepanjang waktu ada di sisiku, tak sepanjang waktu segera membalas WhatsApp dan teleponku. Namun mereka tak pernah luput menyisipkan namaku di dalam doa-doa mereka setiap malam sebelum mereka beranjak ke kasur, aku merasakan mereka mengirimkan kekuatan untukku setiap detiknya.
Linimasa dipenuhi dengan berbagai macam potongan-potongan pencapaian semua orang di tahun 2018, aku senang membacanya, dan iri. Iri karena mereka (yang buatku) sebentar lagi akan menutup tahun ini dengan (paling tidak) menyenangkan, dan bersiap menghadapi tahun depan.
Thank you 2018, we learned our lessons in a hard way, indeed.
I'll see you soon 2019, to be or not to be nice, it's just how we're going to see and feel it.
South Jakarta, 31st December 2018
"We'll Carry On" - Pamungkas
0 comments