Hujan Di Bulan November
November 30, 2017
Sebelum ada Green Day atau Maroon 5 yang memiliki lagu tentang bulan dan hari, lalu menjadi salah satu signature mereka, di tahun 1991 Guns N Roses sudah merilis album termegah yang pernah dimiliki mereka (tentu, level termegahnya setelah A Night at The Opera milik Queen yang rilis di bulan November tahun 1975) bertajuk Use Your Illusion I dengan lagu berjudul November Rain.
Sapardi Djoko Damono punya Hujan Bulan Juni, dan Guns N Roses punya November Rain. Setiap kali hujan turun di bulan November, kepala gue langsung memainkan lagu tersebut, tanpa tedeng aling-aling, tanpa ada percikan apapun, lagu itu mengalir keluar begitu saja. Mengingat setiap jengkal gesture Axl Rose bermain piano, wajah pengantin wanita, sampai riff gitarnya Slash, yang gue yakin orang awam sekalipun pasti akan langsung tahu kalau itu riff gitarnya Slash, saking terpatri dengan jelas bahkan sampai ke muscle memory semua orang.
Penikmat Classic Rock, Goth, Metal dan bahkan College Pop Punk sekalipun pasti tidak akan mampu menolak ketika disuguhkan November Rain dengan melodi magisnya, sekaligus sedikit meringis di beberapa bagian vokal Axl Rose. Namun nggak ada yang sanggup menolak lagu tersebut, sampai hari ini.
Tahun 1991 menjadi tahunnya Guns N Roses dan Metallica buat gue. Runut mendengarkan album Use Your Illusion I dan Black album, menjadi semacam ritual setiap hari sembari berharap apa yang telah mereka ciptakan di kedua album tsb, dapat merasuk sampai ke tulang sumsum dan mampu menjadi energi penggerak sisi kreatif gue sebagai musisi sekolahan pada saat itu. Sama-sama rilis di tahun yang sama, dan sama-sama menjadi album yang sangat merepresentasikan diri gue di tahun itu.
November Rain menjadi potongan-potongan percakapan yang terselip ketika kita semua sedang dikecewakan dan mengecewakan. Bergulir selayaknya percakapan sehari-hari, di sela-sela kesibukan duniawi dan akhirat. Dan tidak ada yang sanggup melawan derasnya emosi yang disampaikan oleh Axl, Slash, Matt Sorum bahkan Gilby Clarke sekalipun. Semua orang merasakan, apa yang mereka ciptakan, mendengarkan tidak lagi dengan kedua telinga namun dengan relung-relung hati yang paling dalam. Sementara itu muscle memory memainkan setiap jengkal kenangan-kenangan yang sering kali kita minta pergi jauh dan tak kembali, tanpa sadar... kita sendiri sedang berusaha menghentikan waktu. Berharap bisa kembali ke masa lalu, dan memperbaiki apa-apa saja yang telah sengaja dan tidak sengaja kita hancurkan.
Saat komposisi orkestra masuk, sekelebat bayangan berlari di kepala, berlari menembus hujan dan berteriak... "Don't you think that you need somebody? Don't you think that you need someone? Everybody needs somebody, you're not the only one!" se per sekian detik, kesepian yang sebelumnya berhasil dikubur dalam-dalam, menyeruak tanpa permisi, dan lagi-lagi kita tak mampu menahan derasnya emosi.
...
Tadi, seperjalanan pulang kantor, terjebak di tengah kemacetan jalan Sudirman dan hujan kembali turun dengan deras, gue kepingin sekali mainkan solo part-nya Slash dengan modal Gibson dan ampli pinjaman milik pacar. Main gitarnya di atas kap mobil, di tengah kemacetan, terguyur hujan deras dengan angin kencang. Supaya kenapa? Supaya dapat perhatian netijen lah! Dan paling banter bisa masuk Buzzfeed atau VICE, macam waktu ngirim selfie ke Felix Siauw beberapa waktu lalu itu lah.. cemen ya gue? Iya emang, hehehe.. yang penting nggak ngembat hak orang!
...
Besok akan menjadi hari terakhir di bulan November, sudahkah kalian siap meninggalkan tahun 2017? Gue sudah. Berdamai dengan diri sendiri dan masa lalu memang nggak akan pernah mudah, tapi kalau Axl Rose dan Slash saja sudah baikan dan gelar konser reuni melulu, kita mau sampai kapan terbebani urusan masa lalu?
"I know it's hard to keep an open heart, when even friends seem out to harm you. But if you could heal a broken heart, wouldn't time be out to charm you."
Central Jakarta, 29th November 2017
"November Rain" - Guns N Roses
0 comments