Zombie
Sudah mengira bahwa selepas Hammersonic Festival 2013, keseharian saya tidak akan memberikan waktu luang untuk sekedar bernafas dengan teratur apalagi memberi keistimewaan untuk tidur lebih lama. Bahkan di akhir minggu. Saya masih berkejaran dengan si angkuh tanpa kompromi bernama waktu.
Baru sore ini saya berani mencuri sebongkah kecil detik waktu yang berjalan sedemikian cepatnya, untuk kembali kesini, ke buku harian digital yang terkadang dibaca orang dan dikomentari dengan pedasnya oleh mereka di twitter. Ah.. peduli apa.. toh ini buku harian saya.. maunya menjawab begitu, tapi yah sudahlah..
Saya merindukan waktu luang untuk saya bisa memasak masakan kesukaan saya, sambil menyesap bir dingin, setelah itu rebahan seenak jidat sambil menonton dvd bajakan hasil pemberian pacar.
Sumpek. Kepala ini terlalu penuh, penat. Segala hal berjejalan di satu tempat, yang semakin lama semakin kehabisan ruang gerak. Andai ada yang jual external harddisk untuk otak, saya akan menjual televisi pacar saya yang ada di kamar kos kami dan segera membeli external harddisk tersebut. Andai saya punya pintu ajaib milik Doraemon, yang ketika ia mengeluarkannya terdengar suaranya mengucapkan : "DOKO DEMO DOOR.."
Andai saya tidak perlu berandai - andai dan membuang waktu memikirkan segala hal yang tak masuk akal untuk segera menghilangkan rasa penat, sumpek dan lelah ini. Andai saya dapat langsung jatuh tertidur ketika sudah merasa sangat mengantuk, dan tak perlu diintervensi oleh pikiran saya sendiri tentang hari esok. Andai saya tidak perlu lagi bangun dari tidur saya, dan dengan egoisnya meninggalkan semua orang yang saya cintai di dunia yang fana ini.. dunia ini panggung sandiwara.. ceritanyaaa... mudah berubaaahh... *sungkem ke alm. Nike Ardilla*
Lelah. Tubuh ini mulai mengeluarkan sinyal protesnya, namun saya enyahkan jauh - jauh, tak ingin ia semakin menjadi nyata. Maka yang dapat saya lakukan hanyalah tetap membuka kedua mata dan menjalankan peranan saya sebagai.. zombie.
Comments
Post a Comment